Mengapa aku begitu menyukainya?

by 19.02.00 0 komentar
Sebuah dialog sederhana yang mempertanyakan alasan “Mengapa aku begitu menyukainya”.

Saat itu, aku tengah menyaksikan acara televisi. Ahh, rasanya begitu usang. Pasalnya, waktu itu aku tengah duduk dikelas tiga menengah pertama. Saat menyaksikan sebuah siaran, adik ku mulai mendekat. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba merapat dan ikut serta menyaksikan acara yang tengah ku tonton, padahal ia sedang asyik belajar saat itu “mungkin ia suntuk dengan materi pelajarannya” pikirku. Pertanyaan iseng pun mulai menghinggapi, dengan penuh ke usilan aku mulai menggodanya.
 Usut punya usut, ternyata ia sangat mengidolakan sang actror yang tengah beradu acting. Paras yang elok tentunya menjadi pijakan utama, sehingga ia begitu menyukainya. Bahkan sangat! Kembali aku berpikir. Tak jauh seperti adik ku, aku pun demikian. Sering bersikap sama. Bisa dikatakan lebih.
Pernah suatu ketika, kami membandingkan paras rupawan actor yang adikku elu-elukan dengan salah satu actor yang aku sukai. Beradu argument, pasti. Tak ada yang mengalah, jelas. Entah, ke-konyolan yang kami lakukan siapa yang memulai.
Setelah menimang kembali, apa pantas aku begitu mengelu-elukan paras rupawan ciptaan-Nya? Sedang, bagaimana dengan Rabb ku? Hey, sadarkan pikiranmu. Jika paras rupawan yang menjadi patokan ku menyukai ciptaan-Nya, lalu bagaimana caraku menyukai Rabb dan Rasull ku, yang paras-Nya saja tak pernah ku lihat? “Ah, hentikan pembenaran terhadap kesalahan yang kau lakukan” ucapku didepan cermin.

Denda Yulia A R

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar: