Hai, .... Kali ini saya ingin menulis cerpen singkat. Maaf rada geje :D
Happy reading :-)
Hangat sinar mentari…
Awali hari ini…
Untuk awal hidup yang baru
Aku terbangun, jam baru menunjukkan pukul 4 pagi. dingin menyergap sampai menusuk tulang. Ingin rasanya kembali menarik selimut. Tetapi, warna merah mega telah menghiasi langit ufuk timur, menandakan sang mentari akan segera memperlihatkan keperkasaannya, menghangatkan seluruh dunia. Sinar hangatnya akan segera menemani aktivitas semua orang di hari ini.
” Bangun ... Bangun aku harus bangun, kalau tidak aku bisa telat masuk kelas lagi, apalagi hari ini jam pertama adalah jamnya Bu Laili, bisa – bisa kena semprot lagi. ”
Kemudian aku langsung mandi, tak seperti biasanya hari ini aku berniat untuk berangkat lebih pagi, hitung – hitung membahagiakan guru piket, biar nggak ngebuang energi hanya untuk memarahiku. Karena berniat berangkat pagi, aku tak mempersiapkan sarapan, selesai merapikan diri aku langsung berangkat sekolah.
Dalam waktu lima belas menit dengan mengendarai motor matic kecilku, aku sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah. Ku lihat Pak Warman, tukang kebun sekolahku sedang menyapu halaman sekolah, kemudian ku hampiri.
” Pagi Pak,,! ”
” Eh,, Neng Dera, pagi – pagi kok sudah sampai, tumben !. berarti sudah nggak bantu Bapak nyapu halaman lagi donk ? ”
” Ah.. Bapak bisa aja, yaudah ya Pak saya mau ke kantin dulu, mau sarapan!, permisi Pak? ”
Ternyata di kantin tidak sepi, kakak kelas III, yang dapat jam tambahan ke-0 juga sudah sibuk menghabiskan sarapannya di sana, takut kalau – kalau telat masuk kelas. Akhirnya aku mengambil tempat duduk di sudut kantin, sambil memesan makanan, ku buka HP-ku. Ternyata ada SMS masuk. Dari Alba
”Eh Non dah bangun belum, jangan lupa janji kamu ke Bu Laili, kalo lupa lagi pasti tu guru akan marah besar sama kamu”.
Kemudian ku balas.
”Makasih,, tapi liat aja siapa yang akan dimarahi Bu Laili... hehehe”
Setelah selesai sarapan aku langsung menuju kelas, aku ingin melihat ekspresi teman – teman, melihat seorang Dera sepagi itu berada di sekolah. Pasti satu kelas akan geger pikirku.
Tapi terserah lah, imbuh batinku.
Ternyata dugaanku benar, semua orang bertanya aku habis makan apa kemarin atau paling tidak hanya berceletuk
”Tumben”.
KKKRRRIIINNNGGG !!!
Bel masuk sudah berbunyi, jam pelajaran segera dimulai, dari jam tujuh sampai jam dua nanti aku akan berkutat dengan soal – soal dan materi pelajaran.
Akhirnya setelah menunggu sampai bosan, bel tanda pulang berbunyi, akhirnya waktu pulang tiba juga. Terkadang teman – temanku terheran, seorang perempuan yang terlihat sangat santai dan terbilang malas, serta tidak pernah mengerjakan PR seperti aku bisa menjadi juara umum. Mereka bingung, lebih-lebih aku pun merasa demikian.
Tetapi ada satu hal yang membuat hatiku tertarik yaitu basket, sewaktu duduk dibangku SMP aku selalu mampu membawa timku menjadi juara di setiap turnamen basket yang ku ikuti, sayangnya karena suatu alasan aku kini membenci olah raga itu, meskipun terkadang aku masih suka memperhatikan orang yang tengah bermain basket. Basket bagiku kini hanyalah kenangan yang akan membuatku terkenang kembali dengan kenangan yang pahit yang terjadi padaku dimasa lalu.
***
Perjuangan memang diperlukan
Untuk hidup
Yang lebih baik
Dan itulah yang sekarang kulakukan ..
Dyar, tunggu!! seseorang memanggilku dari arah belakang, suara yang tidak asing, Tika. Ia adalah sahabat dan kakak bagiku, kami selalu menghabiskan waktu senggang bersama.
” Kan sudah aku bilang, jangan panggil aku dengan nama itu di sekolah, malu kan ? ”
” Iya, maaf lupa, oh iya kamu mau nggak nemenin aku latihan basket, entar kita pulang bareng ke rumah aku, kamu disuruh main ke rumah aku sama mama, bisa kan ? ”
” Boleh,, lagian aku juga nggak ada kerjaan di rumah. Sepi juga dirumah sendirian. Sampai jam berapa kamu latihannya ? ”
” Mungkin sampai jam lima, nggak apa-apa kan ?, kalo kamu bosen kamu boleh kok ikutan main basket sama kami. ”
” Becanda kamu, kamu kan tahu sendiri aku nggak suka basket, kurang kerjaan banget sih ngerebutin satu bola, kalo aku pelatihnya pasti aku udah kasih semua pemainku satu – satu bola biar nggak pada rebutan kayak gitu, ” mendengar perkataan sahabatnya itu, Tika langsung tertawa terbahak – bahak.
” Dyar.. Dyar, kamu tu aneh ya?, padahal dulu kamu jago banget main basket, tapi sekarang kenapa pikiran kamu sependek itu?, apa kamu masih belum bisa melupakan kejadian itu? “
“ Udah jangan panggil aku dengan nama itu lagi dan jangan mulai pembicaraan itu lagi kalo nggak, aku pulang sekarang. “
”iya, maaf deh” suara Tika lirih...
***
Hari ini Tika mengajak Dera untuk menemaninya bermain basket, tujuannya hanya satu. Mengingatkan Dera kembali betapa sebenarnya ia sangat mencintai basket, sebelum hal buruk itu terjadi, dan membuat Dera kini membenci basket.
Akhirnya, Tika mensiasati agar Dera ingin kembali bermain basket seperti dahulu, bagaimanapun caranya. Karena, baginya keceriaan Dera lenyap dengan kenangan basketnya dimasa lalu.
Tanpa sepengatahuan Dera, Tika telah mempersiapkan kejutan. Setelah menunggu lama, akhirnya Tika muncul dengan membawa bola basket yang ia letakkan ditangannya.
”Nih, kamu nggak usah membohongi dirimu sendiri. Lepaskan semuanya, lupakan sakit hatimu, basket ini nggak ada sangkut pautnya dengan luka yang kamu pendam selama 2 tahun lamanya”.
”Maksudnya?! Serius, aku lagi nggak mau bercanda!
”Dyar! Lihat dirimu. Kamu sangat berbeda dengan Dyar 2 tahun lalu. Dimana keceriaan dan senyuman selalu kamu tunjukkan kesemua orang, dan lihat aku ingin menunjukkan sesuatu ke kamu”.
Dari arah samping, muncul lah seorang perempuan sebaya mereka. Dengan ekspresi kaget dan menahan emosi Dera hendak meninggalkan tempat duduknya.
”Tunggu! Tiba-tiba orang asing tersebut menghentikan gerakkan Dera.
”Maaf. Dyar, maafkan aku.... katanya lirih
”Cukup! Dyar hanya panggilan ku untuk sahabat dan orang terdekat!
”Dyar, beri dia waktu untuk menjelaskan. 5 menit cukup, jika kamu tetap dengan sikapmu setelah ia bersuara, itu terserah kamu. Tapi, kali iniberi ia kesempatan” tegas Tika melerai.
Dera hanya tunduk terpaku, seakan ingin menangis namun tertahan.
”Mungkin aku bukan teman atau sahabat yang baik bagi kalian, tapi memang aku akui itu. Ketika pertandingan ingin berlangsung, aku mendapati telpon dari rumah sakit yang mengabarkan bahwa ayah ku masuk rumah sakit. Rumah sakit menyarankan agar ayahku harus segera dioperasi”..
Sambil menyeka air mata, ia melanjutkan ceritanya.
”Saat itu aku bingung, aku ingin menceritakan pada kalian, tapi itu tidak mungkin. Pertandingan beberapa menit akan segera dilangsungkan, itu hanya akan mengganggu konsentrasi tim kita. Pada saat itu, tim lawan menghampiriku. Entah ia menguping atau tidak , ia tahu masalah yang sedang terjadi”.
”Jadi itu yang membuat mu menghianati kami?! 15 tahun sejak Taman Kanan-kanak tidak cukup untuk kamu menjadikan kami sahabatmu yang bisa dipercaya”?! Bentak Dera menahan tangisnya.
Sambil menunduk sesenggukan perempuan asing itu melanjutkan kata-katanya.
”Tidak, ia memang menjanjikan untuk membantu perekonomian yang sedang aku alami dengan syarat aku harus membuat tim kita kalah”...
”Fit, sebenarnya nggak masalah bagi kami kalo kamu sendiri yang cerita setelah pertandingan usai. Tapi tahu itu dari tim lawan sendiri, tu sakit. Nusuk”! Dera menguapkan kemarahannya yang terpendam.
”Bukan! Aku nggak menghianati tim kita. Selang 5 menit setelah tim lawan menawarkan bantuannya yang sudah aku tolak, pihak rumah sakit kembali telpon. Mereka mengabarkan...
”... Kalo ayah ku udah meninggal...... Fitri pun melepas tangis yang ia tahan dengan seketika
Sontak hal tersebut membuat Dera kaget.
”A..aapa?? Meninggal??
Air mata sudah tidak mampu ia tahan, Tika yang menyaksikan kedua sahabatnya yang awalnya mengadu argument kini tengah dibanjiri air mata. Reflek ia kemudia merangkul kedua sahabat karibnya tersebut...
***
The Winner
Akankah kudapat kembali
Masa – masa indah bersama seperti dulu
Ingin ku dapatkan kembali
Masa itu ...
Karena kita adalah Sahabat
Suasana haru dan pilu menyelimuti 3 gadis belia yang telah menjalin persahabat begitu lama, terputus karena kesalah pahaman yang terjadi diantara ketiganya.
”Kenapa kamu nggak pernah mau ngejelasin ke aku? Kenapa baru sekarang? Kenapa kamu tiba-tiba menghilang, dan seakan membenarkan apa yang orang-orang bicarakan ke kamu? Kenapa? Gumam Dera..
”Karena aku nggak mau kalian kepikiran” tandas Fitri.
”Sudah, yang penting kalian sudah baikan, dan nggak ada yang namanya masa lalu yang menyakitkan lagi untukmu Dyar. Hmm, dan yang terpenting kamu udah mau ikut main basket lagi kan?”..
”Siapa bilang? Wekk.. ejek Dera
”Yee,, mulai lagi kan..
”hahaha... tawa mereka lepas dengan seiringnya senja menyapa..
0 komentar:
Posting Komentar