Pena Mujahid

by 13.13.00 0 komentar


Tak begitu banyak yang saya pahami tentang kepenulisan, yang saya tahu “Menulis” adalah bagaimana cara mengungkapkan perasaan lewat selembar kertas dengan tinta. Menulis adalah cara lain  untuk berbicara, cara untuk berkata, cara untuk menyapa. Karena dengan menulis suara tidak akan hilang di telan angin, akan abadi sampai jauh, jauh di kemudian hari. Yah, mungkin kata-kata tersebut yang menggambarkan kalimat “menulis” di benak saya pribadi.
Sejak kecil saya memang menyukai buku-buku terutama buku cerita, karena Ayahku selalu membacakan beberapa buku ketika hendak tidur. Masih segar dalam ingatan, dimana ketika Kakak perempuan ku sangat gemar megutarakan isi hatinya lewat secarik kertas yang di balut oleh cover mungil yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Dan ketika kakak ku berpesan :
 “ketika media telah di dominasi oleh kaum kapitalis, ketika isi media tidak lagi mendidik, ketika media menjadi alat propagandis, ketika jurnalis di bungkam, maka menulislah, kau pernah dengar Semboyan “Pena Mujahidin”? itu adalah cara lain seorang aktivis dakwah untuk menyiarkan dakwahnya lewat Goresan-goresan tinta yang ia ukir dengan kalimat mutiara berhembuskan dzikir. Kau tahu makna apa yang di sematkan dalam Semboyan itu? Mereka menyematkan Al-Qur’an di dalamnya, serta berlandaskan iman.
Tidak hanya itu, dengan menulis membuka cakrwala baru, kau bisa mengukir kata emasmu yang kemudian  hari akan di baca oleh orang-orang di berbagai belahan dunia lainnya, dan akan di kenang ketika kau tak ada. Kalimat yang sangat menyentuh tersebut memotivasi ku untuk memulai menulis, awalnya ku mulai menorehkan berbagai tulisan tiap harinya pada kertas “Diaryku” baik itu, celotehan, cerpen, ataupun puisi. 

‘’Menulis adalah memahat peradaban ”
Dyar

Denda Yulia A R

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar: