Jika dilangit ada bintang dan bulan yang senantiasa
menemani gelapnya malam ketika matahari menyingsing, disini aku memiliki
sahabat dan teman yang selalu memotivasi satu sama lain. Jika bumi selalu disinari
matahari ketika pagi menyapa, disini aku selalu disinari oleh sahabat dan
teman-temanku. Tidak ada yang mampu bertahan sendiri, pasti membutuhkan satu
sama lain. Yah, setidaknya itu argumenku sendiri.
3 tahun mengenyam pendidikan di kota pelajar,
tentunya banyak suka duka yang ku alami. Namun, itu semua mampu ku lalui karena
dukungan dari orang-orang terdekat, salah satunya sahabat dan teman-teman yang
ku miliki.
Sejak semester awal, dosenku selalu berkata “Sahabat dalam hidup hanya satu, karena kamu
tidak bisa menganggap semua orang adalah sahabatmu. Sahabat, posisinya lebih
istimewa dibanding yang lain, oleh karena itu tentukan sahabatmu”. Saat itu
aku berpikir, Sahabatku adalah Saudariku sendiri. Seiring berjalannya waktu,
kata-kata itu mampu ku patahkan dengan logikaku sendiri. “Jika memang sahabat dalam hidup hanya satu, bagiku ia adalah teman
hidup. Sahabat adalah orang yang mampu menjadi dirimu. Kau susah, iapun susah.
Kau senang, iapun demikian. Sahabat bagai bulan dan matahari. Matahari tanpa
lelah memberikan sinarnya, begitu petang bertandang bulanpun menggantikan
dengan cahayanya. Dimana letak persamaannya? Ketika bulan bertandang, ia tak
mampu menghasilkan cahanya sendiri, cahaya yang ia tampilkan adalah pancaran
dari sinar matahari. Pun, matahari tak mungkin menemani sepanjang hari, karena
bumi terus berotasi pada porosnya untuk berevolusi sehingga menampilkan bulan
ketika petang. Masih bingung dengan persamaannya? Sinar mentari lebih tajam
dari cahaya rembulan. Jika matahari membawa sinar yang keras dirasakan, bulan
membawa cahaya kelembutan. Keduanya saling melengkapi, melengkapi dan berbagi. Ahh,,
itu anggapanku. Ia, dia, ataupun mereka tak apa tetap dengan anggapannya.
Bagiku, Sahabat
tak harus satu. Namun, bisa menyatu dengan diriku.
Bagiku, Sahabat
tak mesti satu, karena aku ingin lebih banyak berbagi ilmu.
Bagiku, Sahabat
tak harus satu, yang penting ia mengerti keadaanku dan sifatku.
1 komentar:
saya sangat suka tulisan satu ini ^^
Posting Komentar