Deraian air mata menetes tak henti
Mengenang luka atas ucapan, tingkah, maupun canda
Wajah anggun mu sembari menari-nari di benakku
Seolah-olah kau selalu mendekapku di setiap dentuman nadi
Belaian tanganmu yang selalu menggugah imajinasiku
Pancaran sinar matahari di waktu duha menyeruak terang
Disambut oleh semangat yang menggebu-gebu
Tuk menghilangkan kepenatan pada diri ini
Tutur katamu yang bak pujangga
Sahutan kebaikan selalu kau keluarkan
Menjaga hati agar tak tergores luka
Kaulah pelita dalam hidupku
Menerangi gelapnya panggung sandiwara kehidupan
Yang penuh dengan kegemerlapan dan kebohongan belaka
Kasih sayangmu tak berharap balas jasa
Ibu, temani aku sekarang, esok, dan selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar